Sayang Papa atau Mama

Sayang Papa atau Mama

Pak Bram adalah seorang ayah yang suka sekali bercanda dengan anaknya. Demikian juga anaknya, Dody, suka sekali bila ayahnya mengajak bersenda gurau. Saking seringnya mereka berkelakar ria, kini Dody sudah mulai bisa sedikit-sedikit menggoda ayahnya.




Suatu ketika Pak Bram ingin mengetahui seberapa sayang Dody pada dirinya. Kali ini Pak Bram tidak sedang bercanda. Pak Bram ingin tahu yang sebenarnya, Dody lebih sayang pada dirinya atau Mamanya.

Berikut ini percakapan antara ayah dan anak tersebut.

"Dody, kamu lebih sayang Papa atau Mama?" tanya Pak Bram pada anaknya dengan nada sedikit serius.

"Dua-duanya, Pa!" jawab Dody sekenanya. Dody tidak begitu serius menanggapi pertanyaan papanya karena biasanya papanya hanya bercanda.

"Papa serius nih! Lebih sayang Papa atau Mama?" ulang Pak Bram sambil mengharap jawaban yang pasti dari anaknya.

"Iya, dua-duanya, Pa!" jawab Dody dengan ekspresi yang lebih meyakinkan daripada sebelumnya. Tidak enak juga kalau Dody harus memilih salah satu dari orang tuanya.

"Oke, bagaimana kalau Papa pergi ke Jakarta dan Mamamu pergi ke Bali? Ke mana kamu akan ikut?" tanya Pak Bram untuk menguji anaknya meski ia tahu bahwa anaknya akan kesulitan menjawab yang sejujurnya.

"Bali, Pa!" jawab Dody dengan tegas.

Pak Bram setengah kaget atas jawaban anaknya yang spontan ini. Ia mengira Dody akan kebingungan menjawab pertanyaan tersebut. Bahkan Pak Bram menebak anaknya akan menjawab bahwa ia tidak akan ikut ke mana-mana.

Dengan jawaban yang tegas dari anaknya itu, Pak Bram memastikan bahwa anaknya lebih sayang mamanya daripada dirinya. Namun untuk lebih memastikan, Pak Bram bertanya lagi pada anaknya.

"Berarti kamu lebih sayang Mamamu?" ujar Pak Bram untuk menegaskan maksud jawaban anaknya.

"Tidak juga sih, cuma Bali kan lebih indah daripada Jakarta" ungkap Dody. Pak Bram merasa lega atas alasan yang diungkapkan oleh anaknya.

Berarti masih ada harapan bahwa Dody lebih menyayangi dirinya daripada mamanya. Karena selama ini Pak Bram-lah yang lebih dekat dengan Dody. Tetapi ia masih penasaran. Ia mencoba bertanya lagi pada anaknya.

"Nah, kalau Papa yang ke Bali dan Mamamu ke Jakarta, ke mana kamu akan ikut?" tanya Pak Bram.

"Jakarta!" jawab Dody dengan tegas.

Kaget juga Pak Bram atas jawaban Dody kali ini. Namun Pak Bram tetap berusaha menunjukkan ekspresi yang wajar.

"Kenapa?" tanya Pak Bram semakin penasaran.

"Kan tadi aku sudah ke Bali!"

Simak juga, Dua Nenek Setengah Tuli.

Comments

Popular posts from this blog

Menerobos Lampu Merah